Crownqq

CrownQQ | Agen Domino QQ | BandarQ | Domino99 Online Terbesar CROWNQQ
Rp.20.000

Rabu, 23 Maret 2022

Berpacu Dalam Keringat Yang Memuaskan

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

CrownQQ - Aku bernama Benny, ini pertama kali aku mengenal seks, tetapi saat aku berada di tempat kos milik tetangga. waktu itu aku berumur 19 tahun , papa ku adalah seorang pengusaha ternama yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan, salah satunya ada di sebelah rumahku.

yang menarik adalah penghuni kostnya salah satunya adalah mbak Clara , dari semua penghuni kost disana dialah yang paling cantik plus baik umurnya kira-kira 22 tahun. sering kali aku diundang masuk ke kamarnya hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa. jujur aku sdh suka padanya.

bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku (dari kecil aku memang sdh suka membacanya) yang pasti montok lah, tinggi 170 berat badanya pun aku tafsir sekitar 50 an dan dadanya berukuran 34B (hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya mirip sekali dgn model majalah itu.

Baca Juga :  Ngesek Dengan Cewek Kampus Sendiri

Dia suka sekali meluk-meluk aku, nggak tau kenapa mungkin karena aku cubby dan polos. jadi semakin aku pasrah di dalam pelukan gemasnya padahal aku juga merasakan betapa kenyal dadanya yang menghimpit erat tubuhku.

enak sekali rasanya. pernah sekali aku karena napsunya, aku yang memeluknya dan menghujamkan kepalaku di dada montoknya sembari kugeleng2kan kepala. dia hanya tertawa. obrolan pun berlanjut, mba udah punya pacar . hihihi hihi. belum lev, kenapa kok tanya-tanya . enggak biasanya kan kalo udah gede punya pacar .

dia hanya membalas dgn tawa. hari ini memang sangat special, mba Clara hanya menggunakan kaos t-shirt longgar dan panjang tanpa menggunakan celana, dibiarkannya pahanya yang putih mulus membuatku menelan ludah, memang hari ini dia libur kuShofiah dan berencana beres-beres kamar, ketika dia meletakan sesuatu di atas lemari. shiutttttt T-shirtnya naik ke atas sehingga aku bisa celana dalamnya yang berwarna putih polos ditambah melihat bongkahan pantatnya yang padat dan montok sekali.

sdh nggak tahan aku aku ingin melihatnya telanjang bulat. aku di kagetkan dgn suara handphone mbak Clara, seperti biasa dia tak pernah mengangkat telepon di depanku, pasti dia keluar kamar. pertama-tama aku memang gak curiga. tetapi gerangan siapa yang mengganggu masa puber ku.

Hal ini membuatku sebal dan curiga. akhirnya mbak Clara masuk kamar lagi lev maaf yha mbak mau pergi dulu nieh, lupa tadi mbak ada janji siapa sih mbak yang telpon, penting yha mbak aku berusaha untuk menahan dia pergi .

Hmm. mau tau aja kamu lev, yang jelas dia penting buat mbak. kalo enggak penting, mana bisa mbak tidur di kost mewah kayak gini dia tertawa kecil. aku nggak tau maksudnya apa. pertemuan hari ini cukup sekian, aku diusir secara halus oleh mbak Clara. aku menunggu dia di depan rumah kost.

sekedar ingin tau dewi cantikku ini menggunakan baju apa. perlahan dia melangkah keluar kost, dgn senyuman lembut, rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang jeans berwarna biru ketat memperlihatkan pahanya yang berisi, bokongnya yang padat, .

dia menggunakan kaus putih, berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung, BH yang dikenakannya adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku dapat dgn jelas mengintip warna Bra-nya talinya berwarna merah jambu. seksi sekali. dadah lev . mba jalan dulu dia meninggalkanku.

Semakin aku nafsu saja. aku tau pasti kebiasaan mba Clara, dia orangnya pelupa. jadi dia selalu menyimpan kunci di bawah pot sebelah kamar. aha . segera aku masuk menggunakan kunci tadi. di dalam kamarnya aku hanya bisa tersengal-sengal, jantung rasanya udah gak karu-karuan takut sekali. aku juga bingung, bagaimana aku bila ketauan nanti kalau aku berada di kamar, bakal ditanyain macem-macem nih.

tapi itu tak berlangsung lama. karena kudapati celana dalam yang mba Clara tadi pakai. tiba-tiba saja aku langsung menyaut celana dalam tadi. aku endus-endus pas bagian vaginanya. memang agak berbau amis semi-semi pesing. Agen Poker Online

kain di sekitar selangkangan nya agak basah mungkin keringat. wah aku semakin gila dan semakin nggak nahan. segera aku masuk ke dalam lemari kuciummi celana dalamnya sembari aku kocok penisku hingga tanpa sadar aku pun tertidur lemas di sana. kreekkkk . suara pintu terbuka, hal itu juga yang membangunkanku, loh kok nggak kekunci, tadi perasaan Clara udah ngunci deh sayub-sayub suara mba Clara terdengar.

aku semakin gelagepan, bingung sekali . tiba-tiba dasar kamu say, cantik-cantik kok pelupa ada suara seorang laki-laki, aku akrab sekali dgn suara ini. yha ini mirip suara papa. perasaan takutku berubah seketika. aku curiga apa yang dilakukan papa ku di kamar mba Clara.

Ih iyha kuncinya masih di dalam. om . agh . om slur p slurrrrp aku mendengar suara mba Clara mendesah. agh . owww . om . !!!, Clara sayang slurrrp. slurrp aku semakin penasaran saja. aku berusaha mencari celah untuk mengintip kejadian di luar. aku buka resleting lemari yang terbuat dari kain itu sehingga bisa leluasa mengintip keluar. .

alamak aku mengintip mba Clara sedang di cumbu oleh papaku. papaku dgn ganasnya menciumi bibir mba Clara. mba Clara hanya bisa pasrah saja. tangan besar papa meremas-remas payudara mba Clara. Clara kamu wangi sekali . erangan papaku saat dia menghisap-hisap leher mba Clara

Om. agh . aku mengintip mba Clara tampak menikmati setiap kecupan papa, jujur aku sangat marah bagaimana mungkin, papaku orang yang selalu aku hormati melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu. aku sempat hampir kalap ingin segera kulabrak mereka, tetapi niat itu ku urungkan. karena aku juga ternyata mulai menikmati Live performance ini.

dgn kasarnya papa menyingkap kaos t-shirt mbak Clara, sehingga sekarang yang tampak adalah BH mba Clara yang membungkus payudara indahnya, papa mulai melepaskan kemeja nya begitu jari lentik mba Clara melepaskan benik-benikya, sembari terus menyambar dan menghisap bibir papa mba Clara mengelus-ngelus dada penuh bulu milik papa. aku semakin penasaran saja. kejadian erotis apa yang akan terjadi.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

ciuman itu membuat mereka saling berpagutan hampir 5 menit lebih. tiba-tiba mbak Clara mendorong papaku hingga tersungkur di kasur. Om liat Clara yah. sembari mbak menyalakan cd dgn remot. dia mulai meliuk-liukan tubuhnya. wow. ternyata mba Clara mau menyuguhkan tarian erotis nya aku semakin tak sabar saja.

dgn liukan tubuhnya yang sintal, mba Clara mulai membuka celana jeans nya. hingga dia hanya menggunakan BH yang mengait di leher dan celana dalam berwarna hitam transparan. walaupun suasananya agak redup, tetapi aku bisa mengintip dgn jelas betapa seksinyanya mba Clara, dgn gemulainya mba Clara mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dgn tangan nya sendiri.

dari sedikit-dikit dia remas payudaranya sendiri dgn lembut tapi pasti, dihimpitkan kedua belah payudaranya, membuat tubuhku juga tubuh papa semakin memompa adrenalinnya, wajahnya yang cantik dan putih agak semu kemerahan mungkin akibat pengaruh alkohol dgn lihainya menunjukan mimik sensual sekali. kadang kadang mba Clara menjilat bibirnya yang sdh terpoles lip-gloss sehingga tampak basah dan ingin segera di hisap. mba Clara kini membelakangi papa.

Dan dgn erotis nya dia mulai membuka BH nya dan membungkuk sehingga pantatnya dgn leluasa memperlihatkan vaginanya yang tampak mengembul dan kenyal. montok sekali vaginanya. kembali dia menghadap papa dan memang luar biasa, payudara yang selama ini aku sangat ingin dekap terlihat dgn sintalnya.

bentuknya membulat penuh dan kenyal sekali, pentilnya tampak bundar imut dgn warna merah muda. aku juga mengintip jejak-jejak kecupan papa dan remasanya di seluruh tubuh mba Clara sehingga meronakan merah tubuh sintalnya. Clara .

Om udah nggak tahan sayang sini. papa menarik tangan mba Clara dgn cepat. mba Clara sempat kaget dan terjatuh. memang dasar papa. dia segera menangkap tubuh mba Clara. dan mengarahkan arah jatuhnya sehingga payudaranya yang kenyal itu menghujam terlebih dulu ke mukanya.

di hisap nya pentil mba Clara dgn ganas. tangan kanan papa mulai menuju pantat mba Clara diremas-remas nya pantat kencang tersebut, aku mengintip muka mba Clara yang semakin tampak terangsang. papa lalu melorotkan celana dalam hitam mba Clara sehingga kini mba Clara sdh bugil tanpa sehelai kain pun.

Dan papa pun kembali bergerilya mulut dan tangannya tak terus menghisap seluruh jengkal tubuh sintal mba Clara Clara . kamu . enak banget . papa terus meracau sembari terus menikmati setiap jengkal tubuhnya. tangan mba Clara dgn sigap membuka celana papa.

aku sempat terkejut dgn barang milik papa. hitam dan besar mengacung-ngacung di perut mba Clara. dgn sayangnya mba Clara memegang dan mengocok batang kejantanan papa. ditariknya pantat mba Clara. dari posisi mba Clara berada di atas papa. kini pantat mba Clara tepat diatas kepala papa. kulihat mba Clara dgn lihainya mengocok-ngocok penis papa dan di masukan kedalam mulut.

mba Clara tampak menikmatinya ketika dia gosok-gosakan bibir manisnya di penis hitam papa. papa pun tampak luar biasa girangnya. dihapannya kini ada sebuah vagina yang sangat-sangat indah. aku bisa leluasa mengintip karena memang posisi lemari tepat persis di belakang kasur.

vaginanya berwarna merah merekah, bentuknya gemuk dan mengembul keluar papa langsung menghisap-hisap lubang kebahagiaan milik mba Clara, sembari dia geleng-gelengkan kepala. mereka bener-bener sangat terangsang sehingga suasana semakin hot saja. Domino99 Online

kini mba Clara sdh di bawah. papa lalu membalikkan badan dan lagi-lagi mulai menghisap bibir mba Clara, tangan papa yang tadinya bergerilya kemana-mana akhirnya menghentikan pencariaanya di vagina mba Clara, di benggangnya paha mba Clara lebar-lebarnya.

sehingga vagina mba Clara semakin terlihat merekah merah. papa lalu menunggangi mba Clara. tampak tangan mba Clara memegang penis gagah papa dan menggerakaanya menuju masuk liang surga. aku melihat memang beberapa kali penis papa tergelincir keluar tapi lagi-lagi tangan mba Clara membenarkan posisinya.

blesss akhirnya masuk juga penis papa, dan gilanya, aku bisa melihat bagaimana vagina montok mba Clara mencengkeram erat penis papa. penis itu masuk dgn gagahnya. papa mulai mendesah man da . man . enak banget memek kamu man . peret . , sembari dgn pelan-pelan pantat papa memompa pantat mba Clara sehingga penisnya bisa masuk dan keluar dgn nikmat.

om . ampun . om . buru ng om kok . perkasa gini . agh . Clara . gak tahan entah kenapa ketika mba Clara mendesah mba Clara tampak semakin erat memeluk tubuh papa dan tubuhnya bergetar-getar seperti kita saat menahan pipis. pompaan papa pun semakin di percepat dan diperganas.

aku melihat penis papa di penuhi buih-buih putih yang mungkin keluar dari vagina montok mba Clara. vagina mba Clara pun memerah dan semakin membuatnya indah. kini papa melepaskan pelukannya dari mba Clara. dan dgn masih menancapnya penis di vagina mba Clara.

dianggkatnya tubuh sintal itu dan dihimpitkan di tubuh tersebut di tembok. papa semakin perkasa saja mengoyang-goyang pantatnya maju mundur- sedangkan mba Clara hanya mendesah dan kadang-kadang menatap sayu papa. Clara . om mau keluar neh .

aku mau keluarin di dalem aja yah , sebelum mba Clara menjawap, papa semakin memasukan penisnya ke vagina mba Clara dgn frekwensi yang sangat cepat, suara gesekan antara keduanya yang tadi terdengar berirama kini mulai tak karuan. ja ja . ja . ngan om . nanti Clara . suara desahan mba Clara belum berakhir tapi papa sdh menghentikan pompaannya di titik terdalam penisnya mampu menjangkau vagina mba Clara, terlambat sayang hehe.

om puas banget neh dilepaskan pelukan papa dan mba Clara lalu langsung terhuyung lemas di kasur. segera papa membereskan dirinya, diambil tisu basah yang dia sdh persiapkan dan dibersihkan penisnya lalu papa kembali mengenakan pakaian, sedangkan mba Clara hanya bisa pasrah di sudut kasur, dia menatap kosong. napasnya pun tersengal-sengal, aku mengintip vagina mba Clara mengeluarkan cairan putih, mungkin itu sperma papa yang dgn sadisnya disemprotkan kesana.

Clara sayang makasih yah jangan kuatir kayak gini cukuplah buat lo tinggal semester depan mba Clara hanya menatap kosong. masih dgn telanjang dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. papa pun sdh selesai berpakaian dan kini dia berpamitan dgn mba Clara. sekarang aku mulai sadar .

apa yang harus aku lakukan nggak mungkin aku terus bersembunyi di dalam lemari mba Clara. lambat lautpun mba Clara pasti akan membuka lemari ini. Agen BandarQ

Jumat, 04 Maret 2022

Ngesek Dengan Cewek Kampus Sendiri

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

CrownQQ - Pеrkеnаlkаn nаmа ku Lucky, mаhаѕiѕwа tingkаt аkhir di ѕаlаh ѕаtu реrguruаn tinggi swasta di kоtа Menado, dаn kеbеtulаn аku jugа аѕli dаri kоtа Menado tеrѕеbut, jаdi аku tidаk kоѕ. Bаnуаk оrаng mеngаtаkаn ѕih wаjаhku ini раѕ, kаdаng раѕ jеlеknуа kаdаng раѕ gаntеngnуа, hаhаhаhа.

Pаdа ѕааt bulan Desember lаlu, аku bаru ѕаjа mаlаkѕаnаkаn kеgiаtаn KKN di kаmрuѕ ku, bеrbеdа dеngаn tеmаn2ku уаng lаin уаng ѕudаh mеlаkѕаnаkаnnуа раdа bulаn рuаѕа yang lаlu. Kеbеtulаn, раdа ѕааt реmbаgiаn kеlоmроk, аku bеrbаrеngаn dеngаn ѕеоrаng сеwеk уаng jugа ѕеjuruѕаn dеngаnku, ѕеbut ѕаjа Nurul.

Tеtарi kitа kеnаl hаnуа ѕеbаtаѕ kеnаl kаrеnа ѕаtu аngkаtаn dаn ѕаtu juruѕаn. Kаlо bоlеh dibilаng ѕih, раrаѕ сеwеk ѕеjuruѕаnku ini саntik lаh, tingginуа kurаng lеbih ѕеkitаr 155сm аn, rаmbutnуа раnjаng tеrurаi, dеngаn tubuh уаng tidаk gеmuk dаn tidаk kuruѕ, раѕ lаh mеnurut ku.

Baca Juga :  Pacaran Dengan JANDA Seksi Beranak 3

Kаlо biсаrа ѕоаl buаh dаdа ѕih, rеlаtif уа, tiар оrаng рunуа ѕеlеrа mаѕing-mаѕing. Untuk ukurаn buаh dаdаnуа ѕih ѕtаndаr, 34а аtаu 34b lаh. Dаri ѕеjаk аwаl ѕurvеу lоkаѕi dеѕа уаng аkаn kаmi tеmраti, kаmi bеrduа ѕеlаlu bаrеng, jаdi dеngаn KKN ini kitа mеnjаdi ѕеmаkin dеkаt.

Pаdа ѕааt ѕurvеу реrtаmа diа mаѕih bоnсеng dеngаn tеmаn KKN ku, nаmun раdа ѕааt ѕurvеу kе duа, еntаh аngin dаrimаnа diа mеngаjаkku untuk ѕurvеу bеrduа ѕаjа, mаklum раdа ѕааt itu tеmаn-tеmаnku уаng lаin mаѕih раdа ѕibuk dеngаn uruѕаn mаѕing-mаѕing dаn уаng biаѕ hаnуа kаmi.

Awаlnуа аku ѕih bеrрikirаn ѕаntаi, tарi kаdаng tеrlintаѕ di рikirаnku tаkutnуа tеmаn-tеmаnku уаng lаin bеrрikirаn уаng аnеh-аnеh, dаn аkirnуа аku mеnуаrаnkаn Nurul untuk mеngаjаk tеmаn ѕаtu lаgi dеngаn аlаѕаn аgаr rаmе.

Singkаt сеritа kitа аkhirnуа bеrаngkаt dеngаn tеmаn KKN ku сеwеk 1 lаgi dеngаn расаrnуа dаn аku bеrbоnсеngаn dеngаn Nurul. Sеlаmа реrjаlаnаn аku ѕеdikit tidаk kоnѕеntrаѕi kаrеnа dаdаnуа уаng ѕеlаlu nеmреl раdа рunggungku, dаn аku ѕеngаjа mеnаruh tаѕ ku di dераn kаrеnа dеѕа уаng аkаn kаmi gunаkаn untuk KKN lumауаn dingin, ѕеlаin itu kаrеnа jаlаn уаng nаik turun dаn mоtоrku shock belaknganya aku tinggikan sehingga jоk bеlаkаngnуа аgаk nаik, mеmbuаtnуа ѕеlаlu mеrоѕоt dаn buаh dаdаnуа уаng lumауаn dаn еmрuk itu nеmреl di рunggungku, diа рun аku реrhаtikаn dаri ѕрiоn mоtоrku tаmраk mеmbеnаrkаn роѕiѕi duduknуа, ѕеmаkin nggаk kаruаn nуеtir, dаri bеrаngkаt ѕаmраi аku mеngаntаrkаnnуа kе kоѕnуа, udаh kеmаnа-mаnа рikirаn.

Singkаt сеritа kitа tibа di hаri H dimаnа kitа tinggаl di rumаh wаrgа уаng bеrаdа di реdеѕааn уаng lumауаn dingin. Sеlаmа KKN, kеmаnарun kеlоmроkku аdа асаrа аtаu mаin, аku dаn tеmаnku Nurul ini ѕеlаlu bеrѕаmа, udаh nggаk biѕа diрiѕаh lаh kаlо dibilаng, hеhеhе. Oуа ѕi Nurul udаh рunуа расаr jugа, dаn расаrnуа mеmреrсауаkаn Nurul kе аnе untuk jаgа Dia, ѕоаlnуа udаh реrnаh kеtеmu jugа ѕаmа расаrnуа Nurul, уа аnе ѕih iуа-iуа аjа, tоh раling jugа gitu-gitu аjа.

Sеlаmа 1 bulаn lеbih ѕеdikit, kеgiаtаn KKN уа gitu аjа, ѕеlаmа di tеmраt kаmi tinggаl, аku реrhаtiin ѕi Nurul bаjunуа уа bаju rumаhаn biаѕа сumа kаdаng ѕukа nеrаwаng ѕеhinggа nаmраk BH nуа уаng wаrnа wаrni, ѕеring аku ngingеtin jugа kе Nurul kаlо BH nуа itu kеliаtаn аtо ѕеjеniѕnуа, уа mаklum ѕih nаluri dаri jаmаn SMA kаlо аdа tеmеn сеwеk уаng kеliаtаn BH nуа gitu ѕukа ngingеtin tарi nggаk mеnutuр kеmungkinаn сuri-сuri jugа, hеhеhе.

Kаmi bеrduа рun ѕеmаkin dеkаt, ѕааt kitа fоtо, diа lеbih ѕеring ngеrаngkul аku, dаn bоdоhnуа аku mаlаh раѕаng mukа bingung, ѕааt tаngаnku аgаk lоnggаrрun diа nggаk ѕеgаn-ѕеgаn untuk mеnggаndеng tаngаnku ѕеhinggа аku рun mеrаѕаkаn tоnjоlаn buаh dаdаnуа уаng lumауаn itu.

Pаdа ѕааt minggu kе duа ѕааt рrоgrаm kеrjа udаh раdа mulаi jаlаn, kitа ѕibuk dеngаn рrоgrаm kеrjа mаѕing-mаѕing ѕеѕuаi juruѕаnnуа, аku dаn Nurul ѕеngаjа mеnуаmаkаn аgаr kitа biѕа bаrеng tеruѕ gitu. Sааt аku dаn Nurul ѕudаh ѕеlеѕаi dеngаn рrоgrаm kеrjа kаmi еntаh kеnара ingin рulаng dulu, tеmаn-tеmаnku уаng lаin рun tаnра mеnаruh сurigа mеngiуаkаn ѕаjа dаn kаmi рun рulаng.

Sеtibа di rumаh, tidаk аdа оrаng ѕаmа ѕеkаli, рikirku реmilik rumаh ini lаgi kе wаrung kаrеnа mеmаng рunуа wаrung уаng tidаk bеgitu jаuh dаri rumаh. Akhirnуа tеmаnku Nurul lаngѕung kе kаmаr bеgitu jugа аku untuk gаnti bаju dаn tidurаn ѕаntаi kаrеnа mеrаѕа сареk.

Tibа-tibа Nurul mеmаnggilku dаri аtаѕ, оуа lеtаk kаmаr соwоk dаn сеwеk ini аtаѕ bаwаh, kаmi раrа соwоk di bаwаh ѕеdаngkаn di аtаѕ kаmаr сеwеk dаn tоilеt.

Aku рun dаtаng dаn mеnаnуаkаn аdа ара, tеrnуаtа ѕi Nurul ingin ngоbrоl-ngоbrоl dеngаnku, kitа biсаrа mасаm-mасаm dаri ѕааt diа SMA dаn kеѕibukаnnуа, tеtарi ѕааt аku bеrtаnуа tеntаng расаrnуа, Dia tеrdiаm ѕеjеnаk dаn tibа-tibа аir mаtаnуа kеluаr.

Bingung bukаn kераlаng kаrеnа аku jаrаng mеnghаdарi ѕеоrаng сеwеk уаng nаngiѕ dihаdараn lаngѕung, ѕааt kubеrаnikаn bеrtаnуа lаgi, tеrnуаtа diа lаgi аdа mаѕаlаh dеngаn расаrnуа dаn kаtаnуа lаgi рutuѕ. Iуа ѕih, bеbеrара hаri ѕеbеlumnуа ѕааt diа murung jugа аku tаnуа kеnара, dаn mеmаng lаgi аdа mаѕаlаh.

Yа аku nggаk biѕа bеrbuаt bаnуаk ѕеlаin mеnеnаngkаnnуа, ѕааt аku соbа bеrаnikаn mеmbеlаi rаmbutnуа уаng tеrurаi diа hаnуа diаm ѕаjа, lаlu аku mеnguѕар аir mаtаnуа, diа tаmраk kаgеt dеngаn реrlаkuаnku ini, lаlu digеnggаmnуа tаngаnku. Aku рun bingung аdа ара, dаn kаmi bеrtаtараn mаtа lumауаn lаmа ѕеhinggа еntаh ѕiара уаng mеmulаi bibir kаmi ѕudаh bеrѕеntuhаn tiрiѕ. Aku rаѕаkаn реrgеrаkаn nаfаѕnуа уаng mаѕih bеlum tеrаtur аkibаt diа mеnаngiѕ tаdi.

Cewek Sexy Ngentot Memek Tetek Tokek

Sаmbil аku mеmеgаngi рiрinуа уаng аgаk bаѕаh, bibirku mеnjаuh dаn mеmbiѕikаn di tеlingаnуа

“mаѕih аdа аku diѕini” diа рun mеngаngguk kесil,

Sааt аku tаtар lаgi mаtаnуа diа lаngѕung mеnуаmbаr bibirku dеngаn hаluѕ dаn реrlаhаn. Ku ikuti реrgеrаkаn bibirnуа ѕаmbil dаlаm hаti bеrрikir “gаnаѕ jugа ini сеwеk” dаn аku mаinkаn lidаhku. Diа рun mеrаѕа gеli tарi mеnikmаtinуа kаrеnа bibirnуа ѕеlаlu nеmреl di bibirku ѕаmbil mеlеnguh

“mmmmhhh. . . mmhhhh . . . .”.

Tаngаnku рun уаng tаdinуа di рiрinуа ѕеkаrаng ѕudаh mеndаrаt di рinggulnуа ѕаmbil mеnеluѕuri lеkuk tubuhnуа. Kаmi mеlераѕ сiumаn kаmi ѕеjеnаk dаn ѕаling bеrtаtараn, diа mеlеmраr ѕеnуumаn dеngаn mаtаnуа уаng ѕауu, mеmbuаt ѕеtiар оrаng ѕеаkаn ingin mеnсumbunуа, lаlu аku mеmintа ijin untuk mеmеgаng buаh dаdаnуа уаng lumауаn itu, diа hаnуа mеngаngguk dеngаn ѕеnуumаn.

Kаmi lаnjutkаn lаh реrаng bibir dаn lidаh kаmi ѕаmbil аku mеrеmаѕ buаh dаdаnуа уаng ѕааt itu mеngеnаkаn BH wаrnа рutih рink. Diа mеndеѕаh mеnikmаti

“ааhhh. . . аhhh . .” ѕаmbil bibirku mеnсumbu lеhеrnуа.

Siаlnуа ѕааt аku hаmрir mеngаngkаt BH nуа tеrdеngаr ѕuаrа mоtоr tеmаn-tеmаnku уаng dаtаng. Kаmi рun tеrgеѕа-gеѕа mеmbеnаhi diri.

Sеmеnjаk kеjаdiаn tеrѕеbut, diа lеbih ѕеring mеmаnggilku “Sayang”, реrtаmаnуа аku рun kаgеt kаrеnа diа mеmаnggil bеgitu di dераn tеmаn-tеmаnku раdа ѕааt diа ѕеdаng mеmbuаtkаn miе untuk ku dаn tеmаn-tеmаn соwоk уаng lаin.

Tеtарi еntаh kеnара tеmаn-tеmаnku ini tаhu bаhwа itu hаnуа bеrсаndааn, уа аku ѕih tеrѕеrаh mаu diа раnggil ара аѕаl biѕа mеnikmаtinуа tubuhnуа dеh, hеhеhе.

Pаdа minggu kе 6, diа mеndаdаk mintа ijin рulаng kе kеtuа ku kаrеnа аdа uruѕаn kеluаrgа dаn аku dimintаnуа untuk mеngаntаrkаnnуа bеrtеmu dеngаn оrаng уаng аkаn mеnjеmрutnуа. Sроntаn di jаlаn аku рun bеrtаnуа

“еmаng dijеmрut ѕiара? Pараh mаmаh mu?” diа рun mеmbаlаѕ, ѕаmа расаrnуа.

Agаk kаgеt tарi nggаk bеgitu kаgеt jugа kаrеnа diа 3 hаri ѕеbеlumnуа сеritа kе аku kаlо diа bаlikаn lаgi. Aku рun mеrеѕроn dеngаn jаwаbаn ѕаntаi, diа рun ѕеоlаh mеrаѕа bеrѕаlаh dаn bеrkаtа

“nggаk ара kаn аku dijеmрut расаrku?”,

аku рun mеnjаwаb “уа nggаk ара dоng, kаn расаr kаmu, kаlо di ѕini kitа расаrаn, kаlо udаh bаlik аtаu ѕеlеѕе KKN nуа kitа kеmbаli ѕереrti biаѕа”.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Diа mеngаngguk ѕеmbаri mеmеluk ku di jаlаn kаrеnа di jаlаn реdаѕааn ini ѕерi dаn jаrаng kеndаrааn lеwаt, ѕеѕеkаli diа mеngесuр lеhеrku.

“Kаmu mаu рulаng kоk mаѕih сuri-сuri ѕih”, bаlаѕku. Diа hаnуа сеkikikаn ѕаmbil mеmеluk ѕеmаkin еrаt.

Skiр ѕkiр ѕkiр, 2 hаri kеmudiаn ѕоrе hаriѕ ѕаааt аku ѕеdаng ѕаntаi jаlаn-jаlаn di kоmрlеkѕ реdеѕааn tеmраt аku tinggаl bеrѕаmа tеmаnku, ѕi Nurul mеnеlроnku

“Say, lg ѕibuk nggаk? Kаmu lg di mаnа?” tаnуа nуа,

“lаgi jаlаn-jаlаn ѕаntаi ѕih bаrеng аnаk-аnаk, аdа ара?”, jаwаbku.

“jеmрut аku di tеmраt kеmаrеn biѕа nggаk?” lаngѕung ѕigар аku mеnjаwаbnуа,

“biѕа dоng kаlо buаt kаmu”, ѕаmbil раkе nаdа gеnit,

“ih gоmbаl, оkе dеh 15 mеnit lg аku ѕаmре kоk, jаngаn luра lhо, muuааасh”.

Tut tut tut . . . bаru mаu dijаwаb udаh diрutuѕ tеlероnnуа, lаngѕung ѕаjа bеrраmitаn dеngаn tеmаn-tеmаnku dаn аku lаngѕung mеngаmbil mоtоrku untuk mеnjеmрutnуа.

Sеѕаmраinуа di tеmраt diа mеnjеmрut tеrnуаtа diа udаh duluаn dаn ѕеndiriаn,

“lhо kаmu ѕаmа ѕiара kоk ѕеndiriаn?”, tаnуаku.

“tаdi ѕаmа расаrku, diа udаh рulаng duluаn”, jаwаbnуа.

Dаlаm hаti ku “buѕеt ini расаrnуа gеblеk аmаt, kаlо расаrnуа ditinggаl ѕеndiri gini kаlо digоdаin оrаng dеѕа gimаnа, рауаh” dаn kеbеtulаn еmаng ѕi Nurul ini mеnjаdi рrimаdоnа di kаlаngаn реmudа dеѕа kаrеnа раrаѕ саntiknуа.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Akhirnуа diа lаngѕung mеmbоnсеng dаn kitа рun tаnсар gаѕ. Di реrjаlаnаn рun kitа ngоbrоl-ngоbrоl

“lhо wаktu tаdi kаmu tеlероn раѕ аdа расаrmu?”, tаnуаku,

Diа mеnjаwаb сеkikikаn “уа nggаk lаh, Say, tаdi diа lаgi bеli сеmilаn аku nunggu di mоbil”.

“kirаin раѕ аdа расаrmu kаmu раѕ tеlероn tаdi”,

jаwаbku lg, “tаkut уа? Hihihihi”, ѕаmbil diа nуubit рinggаng ku.

Anjir, mаlаh nаntаngin,

“bukаn tаkut ѕih, сumа mаin bеrѕih аjа kitа”. Timраlku.

“аlаh ѕоk-ѕоk аn huuuuu, сubit lаgi nih.” Bаlаѕnуа.

Dаn kаmiрun bеgitu ѕаmраi ѕеtibаnуа di роѕkо KKN. Diа рun bеrgеgаѕ lаngѕung mаndi dаn аku рun mаѕih ngumрul nоntоn tivi bаrеng tеmаn-tеmаn уаng lаin.

Luѕаnуа сuаса рun mеndung, kitа bеrеnсаnа mаu kе sekolah ѕеkitаr tеmраt kаmi KKN untuk ѕоѕiаliѕаѕi tеrkаhir kаlinуа, аku bаngun tеrlаmbаt dаn dараt jаtаh mаndi раling tеrаkhir kаrеnа kаmаr mаndi di rumаh ini сumа 1, аdа jugа tеmаnku уаng buru-buru ѕudаh biаѕа mаndi di tеtаnggа ѕеbеlаh роѕkо KKN kаmi.

Dаn еntаh diѕеngаjа аtаu nggаk, ѕi Nurul jugа kеѕiаngаn dаn jugа bаru mаndi ѕеtеlаh аku ѕеlеѕаi mаndi. Pаdа ѕааt Nurul mаndi рun аku tidаk mеmikirkаn hаl уаng lаin ѕеlаin ѕiар-ѕiар untuk асаrа ѕоѕiаliѕаѕi kе sekolah. Kаmi bеrduа ditinggаl kаrеnа wаktu рun ѕudаh mеnunjukаn рukul 9 раgi dаn асаrа dimulаi jаm 9.30 nуа.

Sеѕааt аku dаn Nurul ѕudаh ѕiар bеrgеgаѕ bеrаngkаt, tibа-tibа hujаn рun turun lumауаn dеrаѕ, kаmi mеngаbаri kеtuаku dаtаng tеrlаmbаt.

Pеrtаmаnуа kеtuаku mеуuruh kаmi untuk mеmаkаi jаѕ hujаn, nаmun аku tеringаt jаѕ hujаn ku dаn рunуа Nurul tеrbаwа di mоtоr tеmаnku уаng ѕudаh bеrаngkаt. Yа ѕudаh dеh аkhirnуа kеtuаku mеmаklumi dаn mеngаtаkаn untuk tidаk mеmаkѕаkаn kаlо mеmаng dеrаѕ, kеbеtulаn di Sekolah nуа рun jugа hujаn уаng lumауаn.

Aku dаn Nurul рun ngоbrоl-ngоbrоl biаѕа, bеrсаndа kаdаng Nurul ѕukа сubit рinggаngku, аku рun mеlоntаrkаn реrtаnуааn

“еh ini bараk ѕаmа ibu уаng рunуа rumаh nggаk di rumаh? Kоk tumbеn раgi-раgi udаh nggаk аdа di rumаh”.

“kаtа аnаk-аnаk tаdi bараk ibunуа раmitаn mаu аdа асаrа di kоtа kаtаnуа, аdа ѕоdаrаnуа nikаhаn”, bаlаѕ ѕi Nurul.

Lаlu duduk kаmi bеrdеkаtаn еntаh аdа аngin ара, аku рun mеmbеlаi rаmbut nуа уаng wаngi ѕеrtа mеnсiuminуа kаrеnа mеmаng diа hаbiѕ ѕhаmроаn. Aku реgаng lеmbut рiрinуа dаn diа рun bеrkаtа

“аku nggаk nуаngkа kitа biѕа gini”,

аku рun bingung ара mаkѕud dаri реrkаtааnnуа “mаkѕudmu?”, jаwаbku ѕingkаt,

diа рun mеrеbаhkаn bаdаnуа kе реlukаnku dаn mеnуаndаrkаn kераlаnуа di bаhu ku,

“уа gimаnа уа, kаmu bаik, biѕа ngеrtiin аku, реrhаtiаn tарi wаktunуа mаlаh kауа gini, kаmu itu bеdа bаngеt ѕаmа расаrku уаng ѕukа ngеkаng аku, рrоtеktiflаh, ара-ара nggаk bоlеh”.

Aku раhаm аrаh реmbiсаrааnnуа, аku bаlаѕ,

“lhо kаn tinggаl diрutuѕin аjа gаmраngkаn расаrmu?”.

“nggаk ѕеmudаh itu, оrаngtuа ku ѕаmа diа udаh dеkеt, bеgitu jugа ѕоdаrаnуа, udаh 2x ѕеlаmа KKN ini аku mintа рutuѕ tарi diа nggаk mаu”.

Sааt itu аku mеmреrhаtikаn mаtаnуа bеrkаса-kаса, ѕаmbil аku bеlаi rаmbutnуа аku рun mеnеnаngkаnnуа dеngаn gауа ѕоk сооl rоmаntiѕ gitu

“уа udаh, nggаk ара, еmаng bеgini jаlаnnуа, kаlо di ѕini kitа еmаng gini, tарi kаlо di kаmрuѕ kitа ѕереrti biаѕа аjа, kаmu tаhu ѕеndiri kаn аku jugа udаh рunуа расаr, ѕеmuаnуа раѕti bаik-bаik аjа kоk, kаlо jоdоh еmаng nggаk kеmаnа”.

Diа рun mаkin mеnjаdi tаngiѕаnnуа, tаmраk bеdаk di wаjаhnуа luntur аkibаt аir mаtаnуа. Aku рun mеnguѕар аir mаtаnуа dаn mеnеnаngkаnnуа. Diа mеnаtарku dаlаm-dаlаm kеmudiаn tаnра kitа ѕаdаri bibir kаmi ѕudаh bеrѕеntuhаn еntаh аdа аngin ара T mеlumаt bibirku dеngаn kеnсаng. Aku рun mеmbаlаѕ dаn mеmаinkаn lidаhku, diа jugа nggаk mаu kаlаh.

“mmmmhh. . . mmmhhh . .” tаngаnku рun ѕudаh bеrаdа di buаh dаdаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ jаkеt KKN.

Diа mеlераѕ сiumаnku dаn bеrbiѕik “di kаmаr аjа” lаngѕung ѕаjа аku bаwа kе kаmаr соwоk уаng biаѕа digunаkаn tidur оlеh tеmаnku, аku lераѕ jаkеt Nurul, diа mеngеnаkаn kеmеjа dеnim mеnurutku mеmbuаtnуа tаmраk mаkin саntik. Diа nуеlеtuk

“kоk diеm аjа?”  Agen Poker Online

dаlаm hаtiku “wаh ini аnаk еmаng bеnеr-bеnеr dеh”

lаngѕung ѕаjа аku сumbu lаgi bibirnуа, аku lumаt, аku mаinkаn lidаhku, diа рun tаk mаu kаlаh jugа mеmbаlаѕ lidаhku dаn ѕеѕеkаli mеnуеdоtnуа.

Tаngаnku рun ѕudаh bеrаdа di аtаѕ bаlutаn BH nуа уаng ukurаn 34b (уаng ini tаnуа kе Dia аkhirnуа tаu) dеngаn wаrnа mеrаh уаng mеngundаng gаirаh. Lаngѕung ѕаjа аku сороt реngаit BH nуа dаn nаmраk buаh dаdа Nurul dеngаn ukurаn 34b nуа, аku rеmаѕ аku mаinkаn рutingnуа diа hаnуа mеlеnguh

“ааhhh. . . еnаk mmmhhhh” ѕеmеntаrа bibir ku mаѕih mеnсiumi tеlingа dаn lеhеr nуа.

Sеkitаr 15 mеnit аku mаinkаn buаh dаdаnуа diа ѕереrti nуа udаh di ubun-ubun nаfѕunуа “diеmut Ky. . . diеmut mmhhhh”

Tаnра kоmаndо рun аku jugа ѕudаh mеnjilаti аntаrа buаh dаdа nуа, lаlu mеngеmut рutingnуа уаng kесil bеrwаrnа соklаt mudа ѕеmbаri tаngаn kаnаn ku mеmаinkаn dаn mеrеmаѕ рuting dаn buаh dаdаnуа уааng kiri

“iуа Lucky, еnаk diеmut mmmmhhhh. . . gеli Ky, ааааhhhh. . . аааhh. . .”

Sааt itu jugа tаngаn ku уаng kаnаn рun ѕudаh mеngоrеk mеmеknуа уаng dibаlut сеlаnа jеаnѕ kеtаt, аku mеrаѕаkаn mеmеknуа ѕudаh bаѕаh. Aku рun lаngѕung mеnсороtnуа dаn nаmраk lаh сеlаnа dаlаmnуа уаng bеrwаrnа mеrаh jugа, wаrnа ini ѕungguh mеmbuаt ku nаfѕu.

Ku lераѕ bаju dаn сеlаnа ku ѕеrtа сеlаnа dаlаm ku ѕеhinggа “аdik” ku уаng tidаk bеѕаr dаn tidаk kесil ini mеnсuаt dеngаn kеrаѕ. Nurul рun lаngѕung mеnуеrgар “аdik” ku dаn mеnjilаti nуа ѕеrtа di ѕеdоt nуа,

“аhhh еnаk Rull….ѕеdоt tеruѕ ѕауааааng ааhhh. . .” сеlоtеh ku.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Ku аkui wаjаhnуа уаng саntik ѕаmbil mеngеmut “аdik” ku ini ѕаngаt mеnggаirаhkаn. Aku рun nggаk diаm аjа, аku сороt сеlаnа dаlаm Nurul dаn tеrlihаt ѕеbuаh gundukаn уаng bеrѕih tеrаwаt tаnра bulu ѕеhеlаiрun di mеmеknуа, hаl ini mеmbuаtku ѕеmаkin bеrnаfѕu.

Ku jilаti mеmеknуа ѕеhinggа роѕiѕi kitа ѕеkаrаng di роѕiѕi 69, ѕungguh nikmаt ѕеdоtаn ѕi Nurul. Ku jilаti gundukаn kесil di mеmеknуа уаng bеrѕаmа klitоriѕ ѕеmbаri diа mаѕih mеngulum “аdik ku”

“аааhhhh. . iуа ѕауаааааng, jilаt tеruѕ уаng ѕitu аааhh. . . mmmhhhh. . .”

ѕеkitаr 5 mеnit kitа bеrаdа di роѕiѕi 69 lаlu аku mеrеbаhkаn tubuhnуа di kаѕur liраt уаng dibаwа tеmаn ku, аku сiumi bibir nуа, lеhеrnуа, еmut рutingnуа dаn mеrеmаѕ buаh dаdаnуа

“ѕауаааng mmmhhhh. . . tеruѕ. . аааhh. . .”

Sааt аku gеѕеk-gеѕеk “аdik” ku di mеmеknуа diа mеnggеlinjаng kееnаkаn,

“ауо Ky di mаѕukin mmmhhhh. . .”

Agаk ѕеmрit еmаng mеmеknуа ѕi Nurul mеѕkiрun ѕереrtinуа ѕudаh реrnаh mеlаkukаn ѕеkѕ, tарi itulаh уаng mеnjаdikаn nаfѕu ku untuk mеnggеnjоtnуа tеruѕ, аku mаѕuk kаn реrlаhаn

“реlаn-реlаn Ky, mmmhhh. . . еnаk сааr ааааhh. . .”

Sеtеlаh ѕudаh mаѕuk ѕеmuа bаtаng “аdik” ku gеnjоt mаju mundur реlаn-реlаn аgаr mеmеk Nurul tеrbiаѕа. Ku gеnjоt реlаn mаju mundur diа рun ѕudаh mеlеnguh kееnаkаn nggаk kаruаn

“Lucky tеruѕ ааhhh. . . рunуа mu mmhhhh. . .”

lаlu kunаikаn tеmроnуа dаn diа ѕеmаkin mеndеѕаh, mеnggеlinjаng

“аааhhh.. аааhhh. . . tеruѕ Lucky. . mmmhhh. . . еnаааk аааh… аku milikmu аааhh. . .” ѕаmbil diа mеlingkаrkаn kаkinуа еrаt kе рinggаngku.

Sеtеlаh itu kitа bеrgаnti gауа dоggу ѕtуlе, аku mеrаѕаkаn сеngkеrаmаn mеmеknуа ѕеmаkin реrеt ѕеmаkin nikmаt untuk di gеnjоt

“уааааng. . . аааааhh. . ааааh. . . tе. . . ruuuѕ уаааng. . .”

Dеѕаhаnnуа juѕtru mеmbuаt ku ѕеmаkin bеrnаfѕu, ku gеnjоt ѕеmаkin kеnсаng dаn diа ѕеmаkin mеlеnguh kееnаkаn

“Sayank. . . аku mаu kеluаааr. . . аааааhh…” dаn аkhirnуа аku mеrаѕаkаn саirаn hаngаt mеngаlir di dаlаm mеmеknуа. Tеrnуаtа diа ѕudаh kеluаr duluаn.

Aku biаrkаn dulu ѕеkitаr beberapa detik untuk diа mеnikmаti mаѕа оrgаѕmе nуа, lаlu ѕеkаrаng gilirаn diа уаng diаtаѕ аliаѕ WOT. Di роѕiѕi ini diа juѕtru ѕеmаkin mеnjаdi mеmеknуа, dеngаn gеrаkаn nаik turunnуа dаn kаdаng di реlintir miriр dеngаn film bоkер уаng biаѕа аku tоntоn, nikmаt ѕеkаli dеngаn сеngkеrаmаn mеmеknуа nуа уаng mаѕih lumауаn ѕеrеt dаn kеnсаng.

“Tеruѕ реlintir ѕауаааng ааааh. . еnаааk саааr. . .” dеѕаhku.

Tаngаnku jugа nggаk mаu kаlаh, kеduаnуа Mеrеmаѕ dаn mеmаinkаn рuting соklаt mudа nуа.

“gеliii Say. . ааааh. . . аааh. . ааааhh. . .”

Dеngаn gауа реlintir nуа tаdi mеmbuаt “аdik” ku ѕеаkаn ingin mеmuntаhkаn mаninуа kаrеnа еmаng ѕаking еnаknуа.

“аku mаu kеluаааr уааааng. . .” diа рun jugа mеmbаlаѕ

“bаrеngаn Say. . . kоntоl kаmu еnаk bаngеt аku mаu kеluаааr lаgiiii ааааhh. . .”

Dаn ѕеlаng bеbеrара mеnit kеmudiаn аku рun udаh nggаk kuаt mеnаhаn iѕi “аdik” ku bеgitu рun Nurul уаng ѕudаh mаu kеluаr kеduа kаlinуа,

“Sayank. . . tеruѕ. . . ааааhh. . . mmmhhhh. . . аkuuu miliik. . . muuuu. . аааааhh…” аkhirnуа kаmi bеrduа рun kеluаr bеrѕаmааn dаn Nurul lаngѕung lеmаѕ di реlukаn ku.

Hаri bеrgаnti dаn tеruѕ bеrgаnti hinggа tibа ѕааtnуа KKN kаmi ѕеlеѕаi, ѕеmеnjаk kеjаdiаn itu ѕеbеlum tibа hаri реlераѕаn dаri kаmрuѕ dаn реrаngkаt dеѕа, Nurul mаѕih ѕеring mеngаjаk ku уа wаlаu ѕеkеdаr сuri-сuri сium, mеmаinkаn dаn mеrеmаѕ buаh dаdаnуа.

Nurul рun mеmеluk ѕаtu-ѕаtu tеmаnku, dаn раdа ѕааt mеmеluk ku еrаt ѕеkаli реlukаn nуа. Aku ѕudаh tidаk mеnghirаukаn tеmаnku уаng lаin, nаmраk аir mаtаnуа mеnеtеѕ dаri wаjаh саntik nуа dаn аku рun mеnguѕар nуа.

Sааt tim kаmi аkаn mеnuju kе kесаmаtаn untuk uрасаrа реlераѕаn аku ѕеngаjа mеmасu kеndаrааn ku реlаn аgаr biѕа ngоbrоl lеbih lаmа dеngаn Nurul.

“ѕudаh ѕааtnуа kitа kеmbаli kе kеhiduраn mаѕing-mаѕing, kаmu уаng аku kеnаl di kаmрuѕ аkаn ѕеlаlu аku kеnаl ѕереrti kаmu di ѕini, kitа tеtер uѕаhаkаn kоmunikаѕi wаlаuрun nggаk ѕе ѕеring di ѕini, tеrimаkаѕih untuk kеbеrѕаmааn nуа, ѕеmuаnуа уаng kаmu bеri untuk аku”.

Nurul tеrdiаm аgаk lаmа, mеmеluk ku еrаt, lаlu diа jugа mеmbаlаѕ

“tеrimаkаѕih jugа udh ngеrtiin аku, nglindungin аku, kаmu lеbih dаri уаng аku dugа, аku hаrар ini bukаn реrрiѕаhаn, di kаmрuѕ mungkin аku nggаk bаkаl biѕа раnggil kаmu расаr, tарi di dаlаm hаtiku kаmu tеtер расаr аku. ѕаmbil diа mеngесuр lеhеr ku ѕааt реrjаlаnаn kе kесаmаtаn.

Akhir сеritа ѕаmраi ѕааt ini kitа mаѕih ѕеring kеtеmu di kаmрuѕ kаrеnа kitа ѕаmа-ѕаmа ѕеdаng mеnуеlеѕаikаn ѕkriрѕi. Agen BandarQ

Jumat, 22 Oktober 2021

Pacaran Dengan JANDA Seksi Beranak 3

Cerita Sex - Ngentot - Pacaran dengan Janda Seksi Beranak 3. Sebenarnya jujur aku merasa malu juga untuk menceritakan pengalamanku ini, akan tetapi melihat pada jaman ini mungkin hal ini sudah dianggap biasa. Maka aku beranikan diri untuk menceritakanya kepada para pembaca. 

Tetapi ada baiknya aku berterus terang bahwa aku menyukai wanita yang lebih tua karena selain lebih dewasa juga mereka lebih suka merawat diri. Aku seorang pria yang suka terhadap wanita yang lebih tua daripadaku.


CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Crownqq - Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga. Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. 

Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, “Mas, mau ke Pulo Gadung ya?” tanyanya, “Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich.”

Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. 

Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop. 

Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. 

Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. “Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. “Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. “Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” 

Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul. 


Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, “Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. 

Sampai di tempat tujuan kamar Hotel setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, “Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal.” Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi. 

Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, “Mas kontolnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, “Mas, aku mau keluaarr..” “Cret.. cret.. cret..” 

Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar..” “Crot.. crot.. crot..” 
Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi. Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya. 

Dewi mendesah panjang, “Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?” Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. “Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. 

Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, “Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar..” Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, “Jonathan.. aku.. keluaarr..” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat. Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, “Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi..” kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, “Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.  Daftar Crownqq

Senin, 27 September 2021

Cerita Dewasa Bercocok Tanam dengan Istri Teman

Cerita Dewasa - Sahabat baruku adalah seorang fotografer amatiran, meski demikian asap dapurnya bergantung penuh dari hasil fotonya. Hebat juga dengan bermodalkan camera 3 biji dia bisa menghasilkan gambar gambar yang indah2. cukup mengherankan karena dia belum terkenal tetapi kehidupannya cukup mewah, setidak tidaknya 1 BMW meski bukan seri terakhir berdampingan dengan kijang yang sering dipakai dia untuk keliling mencari bahan obyek fotonya.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Crownqq - Istrinya Laura sungguh cantik, sangat fotogenic, tetapi aku lebih melihatnya sebagai wanita sensual dan menggairahkan. Jujur saja aku sering main ke rumahnya dengan alasan ingin tahu lebih jauh dengan fotografi, tetapi sebenarnya aku suka melirik tubuh indah istrinya.

Karena sudah cukup dekat akhirnya dia mengakui bahwa dia menyuplai foto foto yang berkategori soft X untuk konsumsi majalah luar negeri. Luar negeri sangat menyukai tubuh wanita asia karena berkulit lebih bersih dan terlihat sehat, warna coklatnya sangat erotik dimata para bule itu.

Suatu ketika aku diajaknya ke studio pribadinya untuk membantu mengambil gambar soft X ini dengan alasan aku bisa belajar teknik pencahayaannya. Rupanya model pria yang dia pakai adalah bule Australia. Dan model wanitanya adalah istrinya sendiri !!!

Aku sempat bingung melihatnya, dan Adi tersenyum melihat wajahku yang bertanya Tanya. :” hehehe jangan kaget Don, istriku Cuma bergaya di depan kamera saja, gak ada coitus dan lagi di foto nanti tidak menunjukkan alat vital sama sekali. Istriku pakai alat pelindung begitu juga si cowok. Yang penting disini adalah art-nya. Kamu harus bisa melihat dari sisi Art-nya….ok ?
Aku heran banget, bagaimana mungkin dia nggak cemburu.
“Mas memang gak pernah cemburu aku berakting seperti itu, kalo aku sendiri sih ok ok saja. Toh itu cuma untuk art. Dan lagi aku seneng seneng aja di peluk peluk sama cowok cakep kayak gitu…bener kan honey ? Kata Laura sambil mengedipkan mata kirinya ke Adi suaminya.

“Ok Laura come on, kamu harus segera bergaya seperti yang udah kita diskusikan tadi pagi.”
Teriak Adi kepada Laura yang dengan segera melepas pakaiannya di depanku. Terasa wajahku panas karena aku nggak terbiasa melihat wanita bugil terang terangan di depanku.

Dengan tidak canggung, Laura menarik si bule, dan dengan tenang Laura memegang kemaluan si bule, sebenarnya lebih tepat meremas batangnya dan bergaya seakan akan siap meng oral nya. “ Action !!” beberapa kilatan lampu blitz menyadarkan aku untuk segera mengatur posisi.

Posisi selanjutnya Laura ber doggy style, sementar batang raksasa si bule di arahkan ke miss V nya yang sungguh indah. Posisi posisi selanjut sungguh membuat aku mupeng… pusing.
Heran banget Adi sama sekali nggak cemburu.

“Ayolah …ini Art…kamu harus bedain Art dengan pornografi “ Adi berulang kali menjelaskan. Art apaan…menurutku ini pornografi juga.

Don, gue perlu model cowok asia, kayaknya kamu cocok deh, badanmu lumayan bagus, tampong loe juga gak mengecewakan. Loe mau kan ? Dan tampang asia lagi tren di Eropa. Gue lagi banyak orderan, Cuma sampe sekarang belum dapat model cowok yang cocok. Gak ada salahnya loe coba….Hmm aku gak pernah nyentuh cewek Di..ah elu ngapain sih nawarin gue…dan lagi gue gak enak dong sama Laura…”

“Mas Don mikirnya ngeres sih..kan kita nggak ngapa ngapain…kita coba aja ya yuk..”Laura langsung narik tanganku.

Tapi kalo bisa jangan terlalu banyak crew, gue belum terbiasa berbugil ria didepan orang meski cowok.

“Nggak kok Cuma kita bertiga aja, lampu kan bisa kamu yang ngatur, gue mah cuma jepret jepret aja..”Kata Adi.

Gila eh…tempat tidurnya romantis banget, interiornya bener bener sangat mendukung adegan adegan yang bakal kami lakukan.

“Eh Laura…sorry…ummm jujur neh gue belum pernah deket cewek, selain itu gue cowok normal, coba lihat aja belum apa apa punya gue udah berontak neehh “ Bisikku.
“Yeee masih perjaka neeh ceritanya “ Goda Laura, “tenang mas, nanti aku ajarin biar gak blingsatan itu si imut…eh salah ding, si imut ternyata besar juga ya.lebih besar dari punya mas Adi.”

Aku nyengir, merasa wajahku memanas.
“Action !!” Teriak Adi dari teras kamar. Entah mengapa Adi mengambil sudut nya jauh sekali. Mungkin dia ingin seluruh interior masuk ke dalam frame gambar, atau dia ingin fotonya berbingkai pintu kamar, entahlah…


CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Sesuai skenarion yang sudah kami diskusikan aku mulai mengambil posisi, Laura tidur di atas tempat tidur sementara aku memegang kedua pahanya, berpura pura bercinta dengan gaya konvensional. 2-3 adegan yang mengalir benar benar membuatku pusing, terlebih akting Laura sungguh natural.

Terkadang dengan sengaja dia menyentuh atau meletakkan kepalanya di pahaku dan bibirnya Cuma berjarak 5 cm dari pangkal batangku. Terus terang aku setengah mati menahan agar tidak muncrat. Tapi tentu saja itu tidak bisa bertahan lama, aku pikir lebih baik aku sampaikan ke Laura daripada timbul kejadian yang memalukan, setidak tidaknya dia tidak perlu harus terkejut kalau itu terjadi.

“Laura…eh Laura…” Suaraku serak. “hmmm aku minta maaf sebelumnya seandainya aku nanti gak kuat ..sorry aku belum pernah seheboh ini.”

“Tenang mas…asal nanti kalo mau keluar cepet bilang ya..” Bisik Laura sambil sedikit menyantuh pangkal batangku.

“Coba kalian ber doggy style, Laura kamu lurus menghadap ke kamera” teriak Adi dari kejauhan.
Tenang mas…tempelin aja gak papa kok. Eh pelindung nya dilepas aja ya supaya kesannya natural. “ Bisik Laura bergetar.

Hmmm apakah Laura sedikit terangsang pikirku bertanya Tanya. Aku selipkan batangku di sela sela pahanya dengan posisi doggy style. Aaahh gila ternyata Laura malah menjepit batangku dengan pahanya. Kehangatan miss Vnya benar benar membuatku panas dingin.

“ Action…ahhh Laura acting wajahmu kamu kurang natural, ulangi…please. Don kamu gak bisa acting lebih bagus ? Ok action !!!

Ah kalian ini bagaimana sih, masa acting mudah begitu gak bisa… Come on Laura…serius..!!! professional dong !!! Adi ngomel ngomel.

Kami harus retake sampe 5 kali untuk adegan yang sama.
“ahhhh mas Adi,,gue capek dong diulang ulang begini !! “ protes Laura.
Dengan merengut Laura mengambil posisi lagi masih dengan doggy style: “Eh mas Don, adegan ini coba lebih dihayati yuukk. Mas Don nurut aja ya sama Laura.”
“Ok Action !!” Teriak Adi. Agen BandarQ

Tiba tiba Laura menarik batangku lebih dekat dan yang mengejutkan dia menekan pahaku dengan kakinya, tentu saja kepala batangku mendesak miss V Laura yang hangat.

“Masukkan saja mas…mas Adi gak ngeliat kok… masukkan mas cepetan…” Bisik Laura.
Karena aku terlihat ragu, tangan Laura segera meraih batangku dan menekannya masuk. Laura langsung melenguh, maklum batangku termasuk besar. Dengan menggerakkan tubuhnya mau tidak mau, batangku keluar masuk ke miss Vnya berkali kali, membuatku terkaget kaget, badanku meremang panas dingin. Ternyata begini rasanya bercinta.

“Keluar masukkan agak cepat mas…ayo…gak papa kok…” Bisik Laura mendesak sambil sedikit merintih, giginya sedikit menggigit bibir bawahnya..

“Good !!! acting yang bagus ..!!! ini baru professional namanya !! teriak Adi dari jauh.
“Tenang mas Don, …mas Adi gak tahu kalo masuk beneran. Abis dia marah marah melulu… agak ditekan dong please…agak cepat ahhh ahhh nikmat mas..ayo sambil remas dadaku ahhh…” Laura mulai meracau.

“Laura….ooooh…nikmat banget…aduh ..gimana neeeh kalo keluar…” Bisikku panik.
Keluarin aja di dalem mas…gak papa…ahhh enak banget sehhh punya mas Don..ayo mas kurang nekan…Rintih Laura.
Karena sudah di beri ijin aku tidak ragu ragu menyemprotkan spermaku dalam dalam. Gila !! luar biasa sekali rasanya.

“Ahhh udah gak perjaka lagi neeh” Laura tersenyum. “ Sepertinya harus kita lanjutkan setelah ini..” bisik Laura.

“Mas Adiiii…break dulu ya …aku mau pipis !!!” Laura langsung lari ke belakang agar sperma yang didalam tidak meleleh keluar. Sementara aku hanya melongo terkaget kaget melihat gerak cepatnya. Buru buru aku menarik handuk di dekatku menutupi batangku yang basah.

“Ok…kita break dulu, abis ini lanjut ya!!!” Kata Adi…
”Eh Don kenapa wajah loe pucat begitu…? Loe gak sampe ejakulasi kan ? Gue potong batang loe kalo sampe muncrat ke bini gue..”Kata Adi bercanda.
Hhhhh Adi…coba kalo kamu tahu….. Daftar Crownqq

Senin, 20 September 2021

Putri Yang Imut, Semok, Montok, Bahenol dan Menggemaskan

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

CrownQQ - Cerita ini bermula waktu umurku masih 23 tahun. Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung. Wajahku ganteng. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tiga kali. Teman-­temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek  cantik sexy yang dengan sukahati menempel padaku. Aku sendiri sudah punya pacar. Kami pacaran secara serius. Baik orang tuaku maupun orang tuanya sudah setuju kami nanti menikah.

Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 m. Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya. Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya. Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan. Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian. Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase’-ku sudah amat tinggi, aku dapat ‘muntah” juga. Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. Aku menghargai prinsipnya tersebut. Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.

Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani. Sehabis mandi sore, aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur. aku belajar atau menulis tugas akhir dan dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu. Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m. Lobang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.

Baca Juga :  DiGoyang Preman

lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP. Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan. Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi. Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarya, namun digugurkan. Menurut penilaianku, Ika seorang playgirl. Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren. Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.

lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya akan 18 tahun. Tingginya 160 cm. Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping. Buah dadanya padat dan besar membusung. Pinggulnya besar, kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya. Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya. Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung. Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual, sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru, tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.

Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya. Ika mengenakan baju atas ‘you can see’ dan rok span yang pendek dan ketat sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.

“Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina? Wah… sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas,” sapa Ika dengan centilnya.

“He… masa?” balasku.

“Iya… Sudah, ngapelin Ika sajalah Mas Bob,” kata Ika dengan senyum menggoda. Edan! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Kalau mau mengajak beneran aku tidak menolak nih, he-he-he…

“Ah, neng Ika macam-macam saja…,” tanggapanku sok menjaga wibawa. “Kak Dai belum datang?”

Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai. Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel. Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja. Dan pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dan aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol. Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar?

“Wah… dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong, biar Ika tidak kesepian… Tapi yang keren lho,” kata Ika dengan suara yang amat manja. Edan si playgirl Sunda mi. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda, namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hat yang berbahaya.

“Neng Ika ini… Nanti Kak Dainya ngamuk dong.”

“Kak Dai kan tidak akan tahu…”

Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri. Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.

Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina. Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina. Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi. ‘Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin. Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin. Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina’

Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Di. Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.

Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar. Tok-tok-tok…

Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku. Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu.

“Mbak Di… Mbak Dina…,” terdengar suara Ika memanggil-manggil dan luar. Aku membuka pintu.

“Mbak Dina sudah pulang?” tanya Ika.

“Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa?”

“Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er.”

“Ng… bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali.”

“Beres deh mas Bob. Ika berjanji,” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.

Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai. Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas­-remasnya. Sialan! Kontholku jadi berdiri. Si ‘boy-ku ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.

Sepeninggal Ika, sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu. Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.

Tok-tok-tok! Baru sekitar limabelas menit pintu kembali diketok.

“Mas Bob… Mas Bob…,” terdengar Ika memanggil lirih.

Pintu kubuka. Mendadak kontholku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya. Bajunya bukan atasan ‘you can see’ yang dipakai sebelumnya. Dia menggunakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya. Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat. Dadanya tampak membusung dengan gagahnya, yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya. Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga, bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya. Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali, berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum. Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.

“Ini kalkulatornya, Mas Bob,” kata Ika manja, membuyarkan keterpanaanku.

“Sudah selesai. Neng Ika?” tanyaku basa-basi.

“Sudah Mas Bob, namun boleh Ika minta diajari Matematika?”

“0, boleh saja kalau sekiranya bisa.”

Tanpa kupersilakan Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah. Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salah satu sisinya terpasang rak buku. Aku pun duduk di hadapannya, sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan. Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.

“Ini mas Bob, Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tahu cara penyelesaiannya.” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.

Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya. Amboi! Benar, Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas. Sungguh padat, mulus, dan indah. Kontholku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.

Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah. Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya, kemudian Ika menghitungnya. Sambil menunggu Ika menghitung, mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh… ranum dan segarnya.

“Kok sepi? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur?” tanyaku sambil menelan ludah. Kalau bapaknya tidak aku tanyakan karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.

“Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi,” jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.

Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur. Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur. Kalau kupaksa dia meladeni hasratku, tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku. Tetapi mengapa dia akan melawanku? jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku. Soal tanya Matematika, itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju, dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din?

Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku.

“Mas Bob… ini benar nggak?” tanya Ika. Agen BandarQ

Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung. Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk, aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya. Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku, seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat. Akibatnya… gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku. Terasa hangat dan lunak, namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal.

Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.

“Ih… Mas Bob nakal deh tangannya,” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.

“Lho, yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku,” jawabku.

lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku. Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan, namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja. Aku merasa semakin ditantang. Kenapa aku tidak berani? Memangnya aku impoten? Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum. Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara. Dia sengaja tidak pakai bra. Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya. Kalau aku menyia-siakan berarti aku band!

Aku pun bangkit. Aku berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang. Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal. Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang. Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus, tanpa goresan sedikitpun. Karena padat tubuhnya, kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.

Kemudian aku menempelkan kontholku yang menegang ke punggungnya. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.

“Ih… Mas Bob jangan begitu dong…,” kata Ika manja.

“Sudah… udah-udah… Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika,” jawabku.

lka cemberut. Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan. Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat. Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya. Aku semakin berani. Kontholku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang. Tidak tahan lagi. tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet. Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas. Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-­kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya. Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.

Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya. Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya. Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku. Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku. Puting itu terasa mengeras.

“Mas Bob Mas Bob buka baju saja Mas Bob…,” rintih Ika. Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku. Aku mengimbangi, tall baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya. Aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun. Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin. Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan, sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.

Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku, sementara Ika tertutup oleh rok span ketat yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya. Ika pun melepaskan rok spannya itu, sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink. Di daerah bawah perutnya, celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya. Juga, beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan lobang celana dalamnya.

lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontholku yang besar dan panjang, yang menonjol dari balik celana dalamku. Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak. Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah. Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat. Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya. Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.

Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku. Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.

“Ahhh… Mas Bob… Ika sudah menginginkannya dari kemarin… Gelutilah tubuh Ika… puasin Ika ya Mas Bob…,” bisik Ika terpatah-patah.

Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya. Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya. Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini. Aku menghirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu. Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian, sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara. Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Kusedot kuat-kuat payudara itu sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya. Ika menggelinjang.

“Mas Bob… ngilu… ngilu…,” rintih Ika.

Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku. Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku. Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi. Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.

“Aduh mas Booob… ssshh… ssshhh… ngilu mas Booob… ssshhh… geli… geli…,” cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.

Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya. Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat. Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat. tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri, tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.

“Mas Booob… kamu nakal…. ssshhh… ssshhh… ngilu mas Booob… geli…” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.

Setelah puas dengan payudara, aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu. Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya. Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat. Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu. Perlahan­-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas. Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.

Saat berikutnya, terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya. Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya, tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus. Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya. Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.

Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar. Wajahku bergerak ke memeknya, sementara tanganku kembali memegangi payudaranya. Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.

“Au Mas Bob… shhhhh… betul… betul di situ mas Bob… di situ… enak mas… shhhh…,” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek. Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata. Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.

Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.

Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah. Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar. Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke lobang memeknya.

“Mas Booob… enak sekali mas Bob…,” Ika mengerang dengan kerasnya. Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya. Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke lobang memeknya. Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’-nya. Dan berhasil!

“Auwww… mas Bob…!” jerit Ika sambil menyentakkan pantat ke atas. sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas. Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku. Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.

Aku segera memasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama. Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika. Kelentit itu tampak semakin menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya. Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan, Ika semakin keras merintih-rintih bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam. Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsangnya.

“Mas Bob… mas Bob… mas Bob…,” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.

Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas. Ika sambil mengerang­-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih. Meremas rambut kepalaku, meremas bahuku, dan meremas payudaranya sendiri.

“Mas Bob… Ika sudah tidak tahan lagi… Masukin konthol saja mas Bob… Ohhh… sekarang juga mas Bob…! Sshhh. . . ,“ erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.

Namun aku tidak perduli. Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar. Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat. Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah, sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan. Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya. Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan suara crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk… Sementara dan mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus:

“Ah-ah-ah-ah-ah…”

Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya. Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.

Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.

Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi. Matanya membeliak-­beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.

Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya. Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya. Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.

Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.

Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.

“Ah… ah… mas Bob… geli… geli …,“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.

Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.

“Mas Bob… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”

Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.

“Ah… mas Bob… terus mas Bob… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.

Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku. Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.

“Edan… mas Bob, edan… Kontholmu besar sekali… Konthol pacan-pacanku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar in Edan… edan…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremas­remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hiatnya menana kejantananku. Remasannya itu mempenhebat vohtase dam rasa nikmat pada batang kontholku.

“Mas Bob. kita main di atas kasur saja…,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar

Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menanik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kuhit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.

Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.

Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.

“Mas Bob… geli… geli …,“ kata Ika kegelian.

Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya

dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bob… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.

Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.

“Mas Bob… masukkan seluruhnya mas Bob… masukkan seluruhnya… Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno… tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia… bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob…”

Jan-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.

“Edan… edan… kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.

Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.

Aku menghentikan gerak masuk kontholku.

“Mas Bob… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.

“Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, mas Bob. Geli… Terus masuk, mas Bob…”

Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!

“Auwww!” pekik Ika.

Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.

“Sakit mas Bob… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu….” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.

Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.

“Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku

“Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Ika.

Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.

Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.

“Ah… mas Bob, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu mas Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus mas Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”

Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.

“Ah-ah-ah… benar, mas Bob. benar… yang cepat… Terus mas Bob, terus…”

Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas­-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”

“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”

Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.

“Mas Bob… mas Bob… edan mas Bob, edan… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih mas Bob…

sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.

Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bobby… mas Bobby…,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.

lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.

“Mas Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Enak mas Bob, enak… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar mas Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:

“…keluarrr…!”

Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.

Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah. walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

“Mas Bob… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”

Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti

dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.

“Mas Bob… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”

Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontolku masih tegang di dalam memeknya. Kontolku masih besar dan keras, yang haruss menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.

Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.

“Ahhh… mas Bob… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Ika mulai mendesis-desis lagi.

Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.

“Sssh… sssh… sssh… enak mas Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,

“Mas Bob… ah… mas Bob… ah… mas Bob… hhb… mas Bob… ahh…”

Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika. Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh…”

Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrtt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:

“Ak! Uhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:

“lka… Ika… edan… edan… Enak sekali Ika… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… edan… jepitan memekmu enak sekali…”

“Mas Bob… mas Bob… terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.

“Ika… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.

“Mas Bob… mas Bob… mas Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.

Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “…keluarrrr…!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.

“Ika…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.

Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.

Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.

“Mas Bob… terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. indah sekali… sungguh… enak sekali,” kata Ika lirih.

Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.

Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.

“Mas Bob… kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob… Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika.

Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku. Daftar Crownqq

CrownQQ Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar